AKU TENTANG MBAH KURI

Suatu sore saya hendak ke lantai dua ruang kelas Pondok Pesantren itu. Dengan niat ingin mengerjakan tugas hafalan wirid setelah sholat, saya sudah mempersiapkan otak untuk konsentrasi di suasana sepi sore itu. Lantai dua gedung kelas itu terbuat dari papan-papan kayu jati yang kuat, kendati begitu suara kerenyitan masih saja ada. Mulai naik tangga yang juga terbuat dari kayu, saya mantabkan hati ke balkon lantai dua untuk menghafal setegah dari yang tertulis di kertas A4 laminatingan di tangan saya. Menginjak anak tangga terakhir, kemudia kelantainya lalu.. kriiit.. Haaeoo.. !! . Seketika jantung berdebar-debar saking kagetnya, takut dan panik. Tiba-tiba saja terdengar semacam teriakan melengking tidak beraturan, bukan teriakan, bukan juga sebuah jeritan. Dalam keadaan begitu saya segera tersadar bahwa sumber suara berasal dari sisi dalam ruangan itu yang gelap karena jauh dari balkon. Suara nyaring yang dibarengi dengan suara papan yang “ gemblodak “. Tidak lama saya dengan mudah ...